Search This Blog

Wednesday 5 January 2011

Galeri Foto editing.


Jenis editing foto

Jenis editing foto 
adalah proses Finising sebuah Foto grafy.
Yang bertujuan untukmemperbaiki atau memperindah Freme atau jepretan kita.

1. Photofunia
Inilah situs favoritku dalam hal mengedit foto. Kita bisa mengedit foto suka-suka di website ini dengan fitur-fitur yang ada. Disediakan banyak bingkai/frame yang dapat dipilih menurut keinginan. Dengannya kita dapat membuat efek seolah-olah foto kita dipasang di sebuah gedung, papan reklame, majalah, botol dan lain-lain. Langsung meluncur ke tkp di photofunia.com saja biar bisa langsung praktek.

2. Faceinhole.
Jujur saya tak pernah memakai jasa situs ini meskipun sebenarnya tak kalah tenar dari photofunia. Katanya, FACEinHOLE menyediakan layanan web yang membuat foto penggunanya dapat menjadi tokoh-tokoh yang disukai. Setelah jadi hasilnya dapat kita posting ke berbagai situs sosial network atau blog semacam friendster, myspace, blogger dan lain-lain. Tertarik? Silakan edit foto online di Faceinhole.com

3. Pizap.
Pizap merupakan salah satu situs edit photo yang paling gokil menurutku. Pilihan frame yang disediakan lucu-lucu.Di situs ini kita bisa edit dan menambah effect, pernak pernik, teks bahkan menambahkan ekspresi wajah. Silakan dibuktikan sendiri di www.pizap.com. Dijamin keren!

4. Picnik
Situs ini menyediakan layanan gratis maupun yang berbayar. Untuk yang versi gratis kita bisa memanfaatkan fitur-fitur seperti tools efek, shapes, fonts, frames dan touch up.Sedang untuk yang premium atau yang berbayar selain dapat menikmati semua fasilitas dari versi gratisan dan bebas iklan, juga dilengkapi dengan tool spesial baru bernama Advanced Editing, koneksi tanpa batas ke semua situs photo sharing favorit, dukungan prioritas, memori foto dan photo histori tanpa batas, serta konten eksklusif dan preview dari fitur-fitur baru. Tak ada salahnya mencoba di www.picnik.com bukan?

5. Pixenate
Situs yang beralamatkan di pixenate.com ini memiliki fitur zooming, enhancing dan cropping, resizing, whitening, red eye, sepia, fun effect dan banyak lagi. Saya tak bisa memberikan review lebih detail lagi karena juga baru tahu kemarin setelah googling dan masih belum sempat mencoba. Silakan dibuktikan sendiri kehebatannya seperti apa? Pixenate.com

6. Festisite.
Dengan menggunakan jasa situs ini kita bisa menaruh wajah kita pada mata uang dari berbagai negara. Selamat mencoba di www.festisite.com

7. Funny pho.to 
Menurutku situs ini mirip dengan photofunia hanya dengan template yang berbeda yang lebih lucu. Alamatnya di www.funny.pho.to.com

8. Fakemagazinecover
Ini cocok buat kamu-kamu yang terobsesi untuk menjadi seorang model hehe.. Karena template yang disediakan untuk mengedit foto kamu adalah cover majalah dengan beraneka pilihan. Keren! Silakan dicoba di www.fakemagazinecover.com

9. Makemebabies
Haha.. lucu banget ni situs karena bisa memprediksi wajah bayi yang akan dilahirkan oleh sepasang suami istri. Jika kamu berniat akan memiliki anak tak ada ruginya mengupload foto kamu dan pasangan lalu lihatlah seperti apa wajah bayi yang akan kalian lahirkan nantinya. Coba disini www.makemebabies.com

10. Hairmixer
Ini dia untuk kamu yang doyan ganti model rambut. Sebelum pergi ke salon coba dulu bagaimana penampilanmu jika memakai potongan rambut seperti yang dimiliki para selebriti. Menarik bukan www.hairmixer.com

11. Be Funky
Situs ini memberikan pilihan cukup banyak efek juga. Yang aku sukai salah satunya adalah bisa membuat foto kita tampak seperti kartun hehehe.. Coba deh di BeFunky.

12. FunPhotoBox
Website yang satu ini juga menyediakan layanan editing foto secara online. Untuk menggunakannya ada tiga langkah yaitu pilih efek, upload foto dan kemudian simpan hasilnya  . Sangat mudah digunakan. Langsung saja dicoba di FunPhotoBox.

13. Photo505
Begitu masuk ke web ini kalian akan langsung disuguhi dengan banyaknya pilihan theme/bingkai yang mana kalian akan bisa menaruh wajah di foto yang kalian upload menggantikan wajah yang ada di dalam theme. Karena mendukung Face Detection Technology. Silahkan langsung menuju ke TKP di photo505.




Close Up/ Macro Photography: DSLR vs Prosumer

Close Up/ Macro Photography: DSLR vs Prosumer

Beberapa rekan tertarik untuk menekuni dunia kecil yang biasa dikenal dengan close-up photography atau lebih populer dengan istilah makro, akan tetapi merasa bahwa alatnya belum mencukupi. Padahal sebetulnya untuk foto-foto close-up, tidak diperlukan peralatan yang terlalu canggih. Kamera poket pun bisa digunakan untuk foto makro, bahkan punya beberapa kaunggulan karena adanya live-view dan DoF yg lebar (baca catatan saya sebelumnya tentang Aperture di kamera DSLR, prosumer dan poket)


Jika foto obyek yang diperoleh dirasa kurang besar, bisa ditambahkan close-up filter. Ada beberapa pilihan untuk tambahan filter ini:
1. Filter high-end sejenis Raynox Supermacro Scan DCR 250 (harga Rp 900rb)
2. Filter close-up Kenko +1, +2, +4 atau sejenisnya (Rp 200-800rb, tergantung ukuran ring)
3. Membuat sendiri (harga bervariasi, tergantung kreativitas)

Pada kesempatan ini saya coba bandingkan hasil foto close-up pada sebuah obyek berukuran 5 mm x 50 mm. Pemotretan dilakukan di dalam ruangan dengan cahaya dari lampu baca ditambah dengan kertas putih sebagai reflektor. Obyek ditempatkan pada sebuah meja kecil seperti ini:

Untuk memberi gambaran ukuran obyek yang sebenarnya, silakan perhatikan foto saat pemotretan dilakukan dengan cara seperti ini:

Hasil yang diperoleh:
1. Kamera prosumer Canon SX 20 IS ditambah filter close-up buatan sendiri

2. Kamera Sony A200 + Tamron 18-200 mm + Raynox DCR 250

Kedua kamera memiliki resolusi tertinggi 10 MP. Kamera prosumer Canon SX20 IS pada dasarnya tidak berbeda dengan poket karena sama-sama menggunakan sensor 1/2.5 in. Kamera Sony A200 adalah DSLR entry level dengan sensor APS-C. Dari kedua foto di atas tampak bahwa tidak ada perbedaan signifikan selama intensitas cahaya cukup.

Filter close-up yang dipasang pada Canon SX 20 IS adalah lensa cembung yang diambil dari sebuah lensa lama dan dipasang pada ring filter 52 mm, sehingga bisa dipasang pada thread lensa kamera. Lensa untuk filter ini, bisa juga menggunakan kaca pembesar atau lup. Jadi jika dinilai harganya mungkin Rp 100rb atau kurang.

Motret makro pakai poket? Siapa takut .... :-)

Definisi foto fotojurnalistik

Definisi foto fotojurnalistik
  1. Foto yang merepresentasikan kenyataan yang terjadi saat foto dibuat.
  2. Potret orang di lingkungannya. Tidak ada manipulasi digital, dan subjek bukan model dan tidak dibayar atau diberikan imbalan dalam pembuatan foto.
  3. Foto yang di stel secara digital, namun tidak berlebihan. Penyetelan terangnya atau kontras foto tidak mengubah kenyataan di lapangan. Mempertajam foto diperbolehkan asal tidak berlebihan.
  4. Manipulasi foto diperbolehkan sebatas membersihkan debu atau goretan di foto akibat scan.
  5. Membuat foto panorama dengan menggabungkan beberapa foto menjadi satu.
  6. Foto hitam putih yang tidak diberi warna.
Apa yang bukan fotojurnalistik
  1. Secara digital mengubah subjek foto misalnya mengubah bentuk subjek, menghapus cacat pada wajah seperti jerawat, kotoran, dan  lain lain.
  2. Menggabungkan dua foto ata lebih dalam satu foto.
  3. Manipulasi foto baik warna, keterangan, kontras, saturasi yang mengubah realitas yang dilihat fotografer atau orang lain yang hadir saat foto diambil.
  4. Subjek merupakan model yang dibayar atau diberi imbalan untuk partisipasi mereka untuk diambil fotonya.
  5. Foto yang terlihat candid tapi ada elemen-elemen dimana subjek diposisikan secara khusus oleh fotografer.
  6. Foto dimana subjek memakai pakaian, peralatan atau aksesoris yang disediakan fotografer.

Photo Grafi

Tulisan ini saya buat atas permintaan beberapa teman untuk berbagi teknik-teknik photography yang saya ketahui. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang photography. Bukan berarti sudah jago sih, kalau ada kategori di bawah amatir itulah saya. Saat ini saya pun masih dalam tahap terus belajar walaupun secara otodidak baik dari buku-buku fotografi maupun dari situs-situs fotografi. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat!






Pada dasarnya membuat sebuah foto adalah memadukan antara Aperture dan Shutter Speed menjadi suatu kombinasi yang pas.
Apa itu Aperture dan Shutter Speed ?
  • Aperture yaitu bukaan diafragma lensa (bisa dianalogikan dengan bukaan mata kita
    saat melihat benda jarak jauh atau jarak dekat) biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.6, f/7,f/11dan seterusnya.
  • Shutter Speed yaitu kecepatan bukaan diafragma tadi, shutter speed berkenaan dengan berapa lama lensa menerima cahaya sewaktu diafragma di buka; dalam ukuran 1sec, 1/45sec, 1/125sec ,1/250sec, adapula yang 1/2000 sec dan seterusnya (sec:seconds/detik)
Perpaduan keduanya merupakan kombinasi yang unik, kombinasi yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk menghasilkan sebuah foto yang kita inginkan (dan artistic tentunya). 
Perpaduan Aperture dan Shutter Speed dapat menghasilkan Depth of Field (DoF) yang beragam.



Apa pula DoF itu? Depth of Field itu adalah rentang kedalaman fokus pada kamera, DoF merupakan ukuran rentang latar belakang objek foto dengan latar depannya. Mudahnya, bisa kita lihat dari blur atau tidaknya latar belakang foto kita. Kalau foto kita latar belakangnya blur berarti DoF nya dangkal begitu juga sebaliknya. Mengenai teknik dan trik mendapatkan Shallow DoF atau foto dengan latar belakang blur (ini biasanya menjadi favorit) akan saya buat tulisan terpisah.
Kembali ke Aperture (bukaan diafragma) dan Shutter Speed (kecepatan).
Aperture itu mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke lensa kamera.



Semakin besar bukaan diafragma (aperture tadi) maka cahaya yang masuk semakin banyak. Bukaan diafragma besar ditandai dengan angka yang kecil misalnya f/2.8, f/4 sampai f/5.6. Fungsinya untuk menajamkan objek tunggal contohnya kalau kita akan memotret orang, bunga, hewan sebagai objek tunggal dan kita menginginkan latar belakang yang blur namun objeknya tetap tajam.
Sebaliknya bukaan diafragma yang kecil (ditandai dengan angka besar spt f/8,f/10, f/11 dst.) akan menajamkan semua bagian foto baik itu objeknya maupun latar belakangnya).
Kondisi ini berguna saat kita akan memotret objek seperti pemandangan ataupun perkotaan dimana hasil foto tajam semua.




Semakin besar bukaan diafragma, semakin sedikit wilayah ketajaman foto kita (shallow depth-of-field)
contoh pemilihan aperture terdapat pada dua foto berikut :
Pada contoh foto disamping ini saya menset kamera semi SLR (Canon Powershot S1IS) dengan bukaan diafragma yang besar f/4 (ditandai angka kecil) untuk mendapatkan "Shallow DoF". Karena pada saat itu cahaya agak mendung jadi kecepatan dibuat cukup lambat yaitu 1/20 sec, kombinasi ini masih memungkikan terhindar dari "camera shake" tanpa harus memakai tripod.



Dengan diafragma yang besar maka latar belakang menjadi blur. Karena foto ini sejenis snapshot jadi tidak banyak waktu untuk saya dalam menset variasi kombinasi kecepatan dan diafragma, kalau melakukan coba-coba dulu moment baik-nya tidak akan tertangkap, keburu berubah posisi modelnya, nanti anak saya keburu kabur ! 




Kemudian contoh untuk foto yang bukaan diafragmanya kecil (ditandai dengan angka besar) adalah foto pemandangan berikut ini : Foto ini bukaan diafragmanya f/14, shutter speed-nya 1/320sec. Diambil dengan kamera jenis SLR (Single Lens Reflex) Nikon D70s.



Dengan bukaan diafragma yang kecil (angkanya besar biasanya diatas 7) maka memungkinkan foto ini DoF nya luas sehingga foto menjadi tajam, dalam arti pemandangan yang ingin ditampilkan dapat terekam dengan jelas.

Mengenai Shutter speed,



shutter speed (kecepatan) ini mengatur berapa lama cahaya itu masuk. Contohnya: shutter speed 1sec (1 detik) berarti cahaya yang masuk lebih lama dibandingkan kalo shutter speed 1/250 sec ( 1/250 detik). Semakin lambat shutter speed, cahaya yang di peroleh akan semakin banyak.
Kalau diafragma berkaitan dengan ketajaman foto, maka Shutter speed ini berkaitan dengan“camera shake”. Semakin cepat shutter speed (bisanya yang aman diatas 1/125 sec) maka goncangan camera dapat diminimalisir. Dalam keadaan memotet bergerak (seperti dalam mobil) perlu kecepatan yang tinggi seperti1/1250 keatas. Bila kita menggunakan kecepatan yang lambat maka kemungkinan hasil foto kita goyang semakin



besar. Untuk mengatasinya kita bisa menggunakan tripod. Contoh foto dengan shutter speed tinggi adalah foto disamping ini:
Foto ini kecepatannya 1/2000sec dan diafragmanya f/10. Foto ini diambil saat saya berada di dalam mobil yang melaju. Untuk menghindari



"camera shake" maka kecepatan saya set di 1/2000, karena saat memotret saya melawan sinar matahari jadi kecukupan cahaya saat itu memadai sehingga memungkinkan pula untuk memadukan shutter speed 1/2000sec dengan aperture f/10.

Selain menghindari “camera shake” kecepatan juga berguna untuk menangkap object yang sedang bergerak seperti pemain bola yang sedang berlari di lapangan.
Kombinasi keduanya, seperti yang telah saya singgung diatas, sangat saling mempengaruhi dan menentukan hasil akhir sebuah foto. Perpaduan shutter speed dan aperture tergantung



pada kondisi cahaya disekitar objek yang akan kita foto. Bagaimana cara melihat kondisi cahaya yang pas sehingga foto tidak buram (under exposure) ataupun foto tidak terlalu terang (over exposure) ? kita bisa melihat di view finder kamera kita. Disitu ada indikatornya, biasanya ditunjukkan dengan garis atau titik. Bila garis atau titik itu pas berada di tengah indikator kombinasi pencahayaan (exposure), maka foto sudah bisa ditampilkan.
Pada kondisi pencahayaan yang kurang, gunakan perpaduan kecepatan yang lambat dan bukaan diafragma yang besar (tergantung ketajaman yang diinginkan pula) untuk kecukupan cahaya. Seperti pada foto berikut :




Foto ini adalah contoh dimana nilai artistik sebuah foto tidak harus dihasilkan pada kombinasi shutter speed dan aperture yang pas atau normal. Foto ini adalah perpaduan shutter speed dan aperture yang diindikasikan pada kamera sebagai over exposure (kelebihan cahaya). Karena kondisi pencahayaan disekitar jembatan Erasmus Rotterdam malam hari minim sekali untuk sebuah foto, maka shutter speed saya buat lambat sekali yaitu pada angka 30sec sedangkan aperturenya f/7.1 (cukup untuk membuat tajam keseluruhan foto). Kamera indikator menunjukkan over exposure, tapi foto ini hasilnya lebih indah dibandingkan dengan foto serupa yang saya buat dengan kombinasi exposure yang lain yang mengikuti indikator pada kamera yang pas.